SOFIFI, Jhazirah.com- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Maluku Utara, Yudhitya Wahab, menyerukan agar peringatan Hari Sumpah Pemuda tidak berhenti sebagai seremoni tahunan, tetapi menjadi momentum kebangkitan generasi muda dalam membangun ekonomi kreatif dan transformasi digital bangsa.
Dalam pesannya yang penuh semangat, Yudhitya menyebut bahwa pemuda Indonesia hari ini memegang peran penting sebagai penggerak perubahan di tengah era digital yang kompetitif dan sarat peluang.
“Sumpah Pemuda bukan sekadar kata-kata, tapi janji suci untuk berkontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia,” ujar Yudhitya, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP KNPI dan aktif di berbagai organisasi kepemudaan serta olahraga.
Ia mengajak pemuda Indonesia, khususnya di Maluku Utara, untuk bertransformasi dari konsumen menjadi produsen kreatif. Menurutnya, generasi digital harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai pintu menuju kemandirian ekonomi.
“Gunakan gadget-mu bukan hanya untuk bersosial media, tapi untuk berbisnis, berinovasi, dan membangun lapangan kerja baru. Era digital adalah ladang emas bagi generasi muda,” tegasnya.
Yudhitya menilai, pemuda Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk mengembangkan produk lokal berdaya saing global. Dengan semangat nasionalisme, ia menantang anak muda agar bangga pada karya buatan Indonesia.
“Bangga buatan Indonesia bukan sekadar slogan. Jadikan itu gerakan. Ciptakan produk unggulan yang bisa menembus pasar internasional,” ujarnya penuh keyakinan.
Selain itu, Yudhitya juga menekankan pentingnya pengembangan talenta digital seperti pemasaran digital, desain grafis, hingga pengembangan aplikasi. Menurutnya, Indonesia ke depan membutuhkan ribuan tenaga muda kreatif di bidang teknologi untuk menopang ekonomi nasional.
Ia menutup pesannya dengan seruan yang menggugah:
“Jadilah generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berjiwa patriotik. Sumpah Pemuda adalah semangat membangun bangsa — bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dilanjutkan melalui karya nyata.”



















