Ternate, Jhazira – Perayaan Hari Kartini ke-147 di Maluku Utara tak hanya jadi ajang penghormatan, tapi juga seruan untuk bertindak. Di tengah meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Maluku Utara meluncurkan program baru yang menandai gerakan bersama: #torangada.
Kepala DP3A Maluku Utara, Musrifah Alhadar, dalam sambutannya di Bela Hotel, Senin (21/4/2025), mengungkap bahwa kondisi ekonomi keluarga berperan besar terhadap tingginya angka kekerasan.
“Ekonomi rumah tangga yang lemah bisa memicu kekerasan dalam rumah tangga, terutama kepada perempuan dan anak,” ujarnya.
Tema tahun ini, “Perempuan Maluku Utara Berdaya, Anak Terlindungi, UMKM Tumbuh”, bukan sekadar slogan. Lewat berbagai program, DP3A berupaya menjadikan perempuan lebih mandiri dan berdaya.
Hasilnya mulai terlihat. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Maluku Utara naik menjadi 90,59 pada 2023, dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) menembus angka 79,05, menempatkan provinsi ini pada urutan ketiga tertinggi secara nasional.
“Ini bukti nyata bahwa perempuan mulai mengambil peran penting di bidang ekonomi, politik, dan pengambilan keputusan,” kata Musrifah.
Namun tantangan masih ada. Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih tertinggal dari rata-rata nasional. Karena itu, DP3A tak tinggal diam. Bersama Gubernur, Forkompinda, dan organisasi perempuan, mereka turun langsung ke sekolah-sekolah di Ternate untuk kampanye anti kekerasan sekaligus mengenalkan layanan aduan #torangada.
“Layanan ini menjadi harapan bagi mereka yang merasa terjebak dalam lingkaran kekerasan dan butuh tempat bersandar. Kami hadir, kami ada—torang ada,” tandasnya.