TERNATE, Jhazira — Seruan keadilan menggema di depan kantor Kejaksaan Tinggi Maluku Utara, Rabu (30/4/2025). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Taliabu (HMT) mendesak Kejati segera mengusut tuntas dugaan korupsi yang terjadi di berbagai proyek pembangunan di Pulau Taliabu.
Koordinator aksi, Hairudin Yusup, menyebut ada 13 proyek yang dinilai bermasalah dan terindikasi kuat merugikan negara. Ia menyebut beberapa di antaranya adalah proyek jalan lingkar Pulau Taliabu senilai Rp87,39 miliar, pengadaan batik tradisional fiktif Rp2,1 miliar, serta kasus PDAM yang sudah dilaporkan sejak 2018.
“Kejati jangan tutup mata. Semua ini adalah bentuk kebobrokan pengelolaan anggaran di Taliabu,” tegas Hairudin dalam orasinya.
Tak hanya itu, massa juga menyoroti proyek SPAM IKK senilai Rp42 miliar dan proyek air bersih Pulau Limbo yang menelan dana Rp28,2 miliar, namun hingga kini belum memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.
Mereka juga membeberkan dugaan pemotongan Dana BOS antara 10–15 persen di tingkat SD dan SMP. “Ini jelas merusak masa depan pendidikan anak-anak di Taliabu,” tambah Hairudin.
Dalam tuntutannya, massa meminta agar:
-
Kadis Pendidikan segera ditangkap karena pengadaan batik fiktif
-
Proyek air bersih Pulau Limbo diusut tuntas
-
Mafia proyek SMPN 3 Satap Talbar diseret ke pengadilan
-
Dugaan korupsi PDAM dan pemotongan Dana Desa diselidiki
-
Dana pinjaman Rp115 miliar 2023 diaudit secara terbuka
-
Seluruh proyek diproses tanpa tebang pilih
Aksi ini berlangsung damai, diselingi orasi dan pembentangan spanduk. Massa mengancam akan kembali turun aksi dengan jumlah yang lebih besar bila Kejati tidak bergerak cepat.
