TERNATE, Jhazira — Dua menara Masjid Raya Al-Munawwar di Ternate tak kunjung selesai dibangun sejak proyeknya dimulai pada 2016. Hampir sepuluh tahun terbengkalai, yayasan pengelola masjid kini angkat suara dan mendesak pemerintah menuntaskan pembangunan.
Proyek menara yang dibiayai dari APBD Provinsi Maluku Utara ini dikerjakan oleh Dinas PUPR, dengan nilai kontrak Rp3,875 miliar. PT Mitra Indah Pratama sebagai kontraktor dan CV Arcieplan sebagai pengawas proyek.
Namun, dua dari empat menara yang dibangun di atas laut dilaporkan roboh. Hingga kini tidak ada perbaikan atau penyelidikan terbuka dari pihak pemerintah.
“Kajian teknis dari Universitas Hasanuddin menunjukkan menara utara miring, menara selatan rusak. Ini kegagalan konstruksi yang serius,” kata Wakil Ketua Badan Takmir, Rustam Hamja, Senin (27/5/2025).
Rustam juga menyinggung komitmen almarhum Gubernur Abdul Gani Kasuba yang pernah berjanji melanjutkan proyek ini, namun tak sempat terealisasi hingga akhir hayatnya.
Sementara Pemerintah Kota Ternate telah memasukkan pembangunan dua menara itu ke dalam Rancangan Awal RKPD 2025. Namun, belum ada kejelasan soal besaran anggaran.
“Kami berharap dua menara ini bisa tuntas sebelum akhir tahun. Ini bukan sekadar proyek, tapi simbol penting bagi umat Islam di Maluku Utara,” ujar Rustam.