Labuha, Jhazira – Buruknya layanan dan fasilitas RSUD Labuha kembali menuai kritik setelah seorang pasien kecelakaan berinisial RI tidak mendapatkan pemeriksaan CT-Scan meski mengalami cedera serius di kepala.
Pasien yang masuk rumah sakit sejak Kamis (5/6) malam itu akhirnya dirujuk ke RSUD Chasan Boesoirie di Ternate setelah dua hari tanpa tindakan lanjutan. Salah satu petugas klinik menyatakan alat CT-Scan tidak bisa digunakan karena masalah daya listrik.
“Alat ada, tapi listrik tidak cukup untuk menyalakannya,” kata petugas berinisial M, Sabtu (7/6).
Namun, Sekretaris RSUD, Laode Emi, memberikan pernyataan berbeda. Ia menyebut rumah sakit saat ini tidak memiliki alat CT-Scan sama sekali. Pengadaan baru, menurutnya, akan diusulkan pada 2026.
“Pernah ada, tapi sudah rusak karena daya PLN tidak stabil. Kami tidak tahu kapan pengadaannya,” ujar Laode.
Perbedaan informasi ini menyoroti lemahnya koordinasi dan transparansi di tubuh manajemen RSUD Labuha. Sumber internal rumah sakit menyebut, masalah utama adalah pengelolaan anggaran yang buruk.
“Anggaran rumah sakit besar tiap tahun, tapi listrik dan alat medis tetap bermasalah. Tidak ada komitmen serius dari pimpinan,” ucap sumber yang tak ingin disebutkan namanya.
Keluarga pasien RI mengaku sangat kecewa dan menuntut tanggung jawab dari manajemen rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan.
“Ini bukan soal alat semata, ini soal nyawa. Kami minta layanan diperbaiki segera,” ujar salah satu anggota keluarga.
Direktur RSUD Labuha, dr. Titin, belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Kasus ini memperkuat dugaan bahwa RSUD Labuha tengah mengalami krisis tata kelola. Pemerintah daerah diminta segera melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.
