TERNATE, JhaziraMu — Langkah Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Kota Ternate menghentikan sementara penyaluran makanan bergizi gratis (MBG) dinilai sebagai bentuk tanggung jawab awal. Namun, akademisi Unkhair Ternate, Nurdin I. Muhammad menilai hal tersebut belum cukup jika dapur penyedia makanan tetap digunakan tanpa audit yang jelas.
“Keputusan untuk menyalurkan kembali makanan dari dapur yang sama tanpa perbaikan transparan itu prematur dan berisiko,” ujar Nurdin, Kamis (31/7/2025).
Menurutnya, temuan belatung dalam makanan bukan hanya insiden teknis biasa, tetapi menunjukkan ada kelalaian besar dalam aspek kebersihan dan manajemen makanan.
“Harus ada penghentian total operasional dapur sampai audit dilakukan oleh pihak independen, seperti Dinas Kesehatan,” tegasnya.
Nurdin menyebut hasil audit harus disampaikan ke publik dan orang tua siswa sebelum dapur diberi izin produksi kembali. Ia juga meminta agar suara orang tua lebih didengar, karena kejadian ini bisa meninggalkan dampak psikologis bagi siswa.
“Anak-anak bisa mengalami trauma dan kehilangan kepercayaan terhadap makanan sekolah. Ini masalah serius,” katanya.
Lebih lanjut, Nurdin menyarankan lima langkah penting yang harus dilakukan pihak sekolah dan penyelenggara MBG:
1. Hentikan distribusi MBG di MTs Negeri 1 secara total sementara waktu
2. Audit menyeluruh oleh Dinkes dan instansi terkait
3. Hasil audit diumumkan ke publik
4. Dapur yang lalai diganti
5. Orang tua dilibatkan dalam monitoring ke depan
“Jika diperlukan, kasus ini juga bisa dilaporkan ke Ombudsman atau Komnas Perlindungan Anak,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa MBG adalah program penting, tetapi pelaksanaan yang sembrono justru membahayakan siswa.
