TERNATE, JhaziraMU— Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara melaporkan jumlah kasus tuberkulosis (TBC) yang cukup tinggi sepanjang Januari hingga Juni 2025. Total 1.486 kasus telah ditemukan dan tercatat resmi atau ternotifikasi oleh puskesmas di 10 kabupaten/kota.
Kepala Dinkes Maluku Utara, Muhamad Isa Tauda, mengatakan, pemerintah daerah sedang fokus memperkuat deteksi dini dan pengobatan melalui fasilitas kesehatan tingkat pertama.
“Kasus yang tercatat hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai 1.486. Kami sudah instruksikan seluruh puskesmas untuk aktif melakukan penemuan kasus di masyarakat,” ujarnya, Kamis (31/7/2025), di Ternate.
Sebaran kasus tertinggi ditemukan di Kota Ternate dengan 438 kasus, disusul Halmahera Utara sebanyak 286 kasus, dan Halmahera Selatan 243 kasus. Berikut rincian lengkapnya:
• Kota Ternate: 438
• Halmahera Utara: 286
• Halmahera Selatan: 243
• Kota Tidore Kepulauan: 140
• Halmahera Barat: 113
• Halmahera Tengah: 106
• Pulau Morotai: 84
• Kepulauan Sula: 54
• Halmahera Timur: 38
• Pulau Taliabu: 13
Isa menjelaskan bahwa TBC memerlukan pengobatan jangka panjang dan konsistensi dalam konsumsi obat. Jika pasien lalai, kuman TBC bisa menjadi kebal dan sulit diobati.
“Karena itu kami tekankan pengawasan minum obat sangat penting. Tidak boleh ada pasien yang putus pengobatan,” ujarnya.
Menurutnya, kendala utama dalam penanganan TBC adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala awal. Selain itu, masih ada keterbatasan jangkauan petugas kesehatan ke wilayah-wilayah tertentu.
Untuk memperkuat program penanggulangan, Dinkes tengah mengusulkan pembentukan tim percepatan lintas sektor dan sudah dilaporkan kepada Gubernur Maluku Utara.
Pemerintah pusat sendiri, melalui Presiden Prabowo Subianto, telah menetapkan target ambisius untuk menurunkan angka TBC nasional hingga 50 persen pada tahun 2029.