HALSEL, Jhazirah.com — Proyek pembangunan dua jembatan di Desa Sambiki dan Anggai, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, menuai kritik tajam setelah ditemukan dugaan penggunaan material batu kapur pada struktur fondasi.
Proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu disebut-sebut tidak sesuai dengan standar teknis konstruksi jembatan.
Temuan ini diungkap oleh tim investigasi Nalarsatu.com, (salah satu media knline di Maluku Utara) yang mendapati batu pada lokasi proyek sangat rapuh dan mudah hancur. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran serius akan daya tahan jembatan dan potensi risiko bagi keselamatan masyarakat pengguna jalan.
“Ini bukan batu untuk jembatan, ini batu kapur! Kalau tetap digunakan, jembatan ini bisa membahayakan nyawa,” ujar salah satu warga Desa Anggai, Minggu (20/10/2025).
Pihak kontraktor pelaksana, CV. Modern Maju Membangun, melalui perwakilannya, Jervis Giovanny Leo, membantah dugaan tersebut dan menegaskan bahwa material yang digunakan sudah sesuai spesifikasi. Namun, ketika diminta menunjukkan hasil uji mutu material, pihaknya menolak memberikan keterangan lebih lanjut.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PUPR Malut, Risman Iriyanto Djafar, saat dikonfirmasi mengenai temuan ini, tidak memberikan penjelasan terkait substansi masalah. Ia justru mempertanyakan status media yang melakukan investigasi.
“Media Anda sudah terdaftar di Dewan Pers?” ucap Risman dengan nada mempertanyakan.
Sikap tersebut dinilai bertentangan dengan semangat UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang menegaskan hak publik untuk mengetahui informasi penggunaan anggaran negara serta kebijakan pemerintah yang berdampak luas.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik. Warga berharap aparat penegak hukum segera turun tangan untuk mengaudit proyek yang diduga sarat pelanggaran teknis dan berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.
