SOFIFI, Jhazirah— Kondisi jalan Payahe–Dehepodo di Kecamatan Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan, kembali menuai sorotan publik. Ruas jalan tersebut tampak rusak berat, dipenuhi lubang besar dan tertutup rumput liar, sehingga membahayakan para pengendara.
Di tengah kondisi itu, warga dan aktivis mempertanyakan pengelolaan anggaran pemeliharaan rutin tahun 2024 yang diduga tidak pernah direalisasikan. Asrul, warga Desa Maidi, mengaku telah mengantongi sejumlah bukti yang mengarah pada dugaan praktik korupsi.
“Anggarannya besar, tapi hasilnya tidak ada. Ini bentuk perampokan uang rakyat Maluku Utara,” tegas Asrul.
Publik mendesak aparat penegak hukum (APH) segera turun tangan dan memeriksa aliran dana pemeliharaan yang dikelola dinas terkait.
Sementara itu, pada tahun anggaran 2026, Dinas PUPR kembali mengalokasikan lebih dari Rp 14 miliar untuk pembangunan sejumlah jembatan di ruas jalan yang sama, antara lain:
- Jembatan Yef (12 meter) – Rp 3,5 miliar
- Jembatan Sigela I (15 meter) – Rp 4,4 miliar
- Jembatan Sigela II (10 meter) – Rp 3 miliar
- Jembatan Kali Lomaito (lanjutan) – Rp 4,1 miliar
Meski anggaran terus digelontorkan, kondisi jalan tetap memprihatinkan dan belum ditangani. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas PUPR dan PPK belum memberikan keterangan meski telah dihubungi melalui WhatsApp.



















