HALSEL, SerambiTimur – Akses jalan utama yang menghubungkan Desa Orimakurunga dan Desa Laluin di Kecamatan Kayoa Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, ditutup oleh orang tak dikenal dengan cara menebang pohon. Tindakan ini menuai kecaman karena menghambat aktivitas masyarakat yang bergantung pada jalur tersebut.
Penutupan jalan ini diduga dipicu oleh insiden pengeroyokan terhadap seorang remaja asal Laluin oleh sekelompok pemuda tak dikenal di Orimakurunga. Namun, alih-alih menyelesaikan masalah melalui jalur hukum, aksi blokade jalan justru dilakukan sebagai respons yang memperburuk situasi.
Sejumlah pihak menilai tindakan ini tidak tepat. “Negara kita punya hukum. Jika ada masalah, serahkan ke pihak kepolisian. Mengapa harus ada aksi seperti ini?” ujar seorang warga.
Ketegangan semakin meningkat setelah Kepala SMA 10 Halsel, Budi Kamarullah, diduga mengunggah pernyataan di media sosial yang mengarah pada penutupan jalan. Hal ini dianggap dapat memicu konflik lebih luas di tengah masyarakat.
Selain itu, peran kepala desa dari kedua wilayah juga dipertanyakan. Kepala Desa Orimakurunga dan Kepala Desa Laluin dinilai belum mengambil langkah konkret untuk meredakan situasi.
Aktivis Maluku Utara di Jakarta, M. Reza A. Syadik, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengedepankan penyelesaian damai. “Saya berharap kepala desa dan tokoh masyarakat bisa berperan aktif menjaga situasi tetap kondusif, apalagi ini bulan Ramadan,” ujarnya.
Pihak Kecamatan Kayoa Selatan dan Polsek setempat diharapkan segera turun tangan sebelum ketegangan semakin meluas.