HALSEL, Jhazira-Kasus pengeroyokan terhadap dua pemuda Desa Oha, Zulkarnain Mubin dan Rizal Basir, menyisakan banyak tanda tanya soal keseriusan aparat penegak hukum. Peristiwa terjadi saat keduanya mudik dari Ternate melalui jalur darat menuju kampung halaman di Gane Barat, Halmahera Selatan.
Sesampainya di Desa Balitata, mereka dihadang oleh seorang pria bernama Isra—yang kini disebut sebagai pelaku utama. Pengeroyokan kemudian terjadi cepat dan brutal, melibatkan belasan orang.
Korban tak hanya luka-luka, tapi sempat dalam kondisi kritis dan tidak bisa makan. Mereka hanya diberi makanan melalui pipet karena mulut tidak bisa membuka akibat pemukulan parah.
Pada 29 Maret 2025, keluarga korban membuat laporan ke polisi dan menyerahkan hasil visum sebagai bukti. Namun sejauh ini belum ada perkembangan signifikan. Padahal, menurut keterangan keluarga, 12 nama pelaku sudah dikantongi pihak Polres Halmahera Selatan.
“Lambannya penanganan ini sangat kami sesalkan. Kalau tidak ada tindakan, maka akan ada reaksi besar dari warga. Situasi bisa memanas,” ujar Fatharuddin Daud, pihak keluarga korban.
Namun yang paling menyakitkan, ironisnya, hingga hari ini semua pelaku masih berkeliaran bebas, seolah tidak terjadi apa-apa.
Ketegangan antarwarga dua desa kini menjadi perhatian serius. Aparat diminta segera bertindak untuk mencegah eskalasi lebih jauh.