Halsel, Jhazira — Ketegangan sempat memanas di Desa Laromabati, Kecamatan Kayoa Utara, saat warga memboikot satu unit APMS pada Kamis (17/4). Aksi itu muncul sebagai bentuk protes atas terhentinya distribusi bahan bakar bersubsidi. Namun, belakangan terungkap bahwa penyebabnya adalah kerusakan teknis, bukan pengabaian layanan.
Dikonfirmasi pada Jumat (18/4), pengelola APMS, Sarman, buka suara. Ia mengaku bahwa penghentian distribusi dilakukan karena kebocoran pada tangki dan sistem pemipaan. Situasi tersebut menuntut pengosongan tangki secara darurat.
“Kami tidak bermaksud mengabaikan masyarakat. Ini murni kondisi teknis yang harus segera ditangani,” ujar Sarman. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Menurut Sarman, komunikasi dengan warga telah dilakukan. Setelah dijelaskan alasan penghentian layanan, masyarakat setempat bersedia membuka blokade.
“Kami secepatnya akan memperbaiki kebocoran agar pelayanan BBM bisa kembali berjalan normal,” katanya.
Permintaan maaf dari pihak APMS menjadi penanda bahwa dialog masih menjadi jalan keluar terbaik dalam menyikapi dinamika layanan publik, termasuk distribusi energi yang vital bagi masyarakat pelosok.