TERNATE, Jhazira – Suasana panas di Kampung Makasar Barat bukan hanya karena cuaca siang itu, tapi karena sorotan tajam dari tim sidak yang mendapati sejumlah kejanggalan di pangkalan minyak tanah milik Elma Assagaf, Kamis (8/5/2025).
Baru dua hari beroperasi, pangkalan tersebut sudah menuai masalah. Dalam inspeksi gabungan DPRD Kota Ternate, Bagian Ekonomi Setda, dan Bhabinkamtibmas, ditemukan fakta bahwa minyak tanah dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp5.000 hingga Rp7.000 per liter.
“Ini jelas pelanggaran. Apalagi ini pangkalan baru, belum menyentuh semua warga,” ujar Anggota DPRD, Nurjaya Hi Ibrahim.
Ironisnya, saat sidak berlangsung, seorang warga datang hendak membeli mitan, namun langsung ditolak dengan alasan “sudah tutup”, meskipun waktu masih menunjukkan pukul 16.00 WIT.
“Kami saksikan sendiri, warga ditolak mentah-mentah. Padahal masih jam empat sore,” lanjut Nurjaya.
Tak berhenti di situ, pangkalan juga diduga menyampaikan laporan fiktif soal distribusi. Salah satu warga berinisial A disebut menerima 9 jerigen untuk dibagi ke sembilan KK. Namun saat dikonfirmasi, A mengaku hanya satu KK dan menerima semua jatah itu sendiri.
“Keterangan pangkalan dan warga sangat berbeda. Ini tidak bisa dibiarkan,” tambah Nurjaya.
Karena itu, ia mendesak agar Pemerintah Kota Ternate mengevaluasi secara menyeluruh operasional pangkalan tersebut.
Menanggapi hal ini, staf Bagian Ekonomi Setda Ternate, Herlina, menyatakan bahwa pihaknya akan melaporkan pelanggaran ini ke pimpinan dan agen mitan terkait. “Kita tunggu keputusan lebih lanjut. Bisa saja ada sanksi,” ujarnya.