Ternate, Jhazira— Di balik dua bak penampung air bersih yang berdiri megah di Kelurahan Tobololo, RT 06/RW 03, tersembunyi kisah tentang janji yang tak pernah ditepati. Dibangun sejak 2021 dengan biaya Rp1 miliar, proyek ini seharusnya menjadi solusi krisis air bersih. Tapi hingga 2025, air tak pernah mengalir.
Warga setempat, seperti Lurah Tobololo Hidayat Aba, hanya bisa menyaksikan bagaimana proyek itu berubah menjadi bangunan mati, tak berguna di tengah kebutuhan mendesak warganya.
“Sudah berulang kali saya sampaikan ke Dinas PUPR, tapi belum juga ada solusi nyata. Warga terus bertanya, tapi jawaban yang datang hanya janji,” ujar Hidayat, Selasa (29/5/2025).
Ia menambahkan, bersama Ketua Pemuda Tobololo, dirinya pernah bertemu langsung dengan Kabid Cipta Karya Dinas PUPR, Aisah Ahmad, untuk meminta penjelasan. Sayangnya, jawaban yang diterima tak memberi harapan.
“Bu Aisah hanya bilang masih dalam proses. Tak ada penjelasan waktu, tak ada tindakan konkret,” kata Hidayat.
Kekecewaan yang sama dirasakan Arham Goma, Ketua Pemuda Tobololo. Ia menyebut, proyek ini bukan hanya soal anggaran, tapi tentang tanggung jawab pemerintah terhadap warganya.
“Air adalah kebutuhan dasar. Kami sampai harus menampung air hujan untuk bertahan hidup. Kalau pemerintah tak bisa jamin akses air bersih, lalu apa gunanya proyek sebesar itu?” kritik Arham.
Warga berharap, Pemerintah Kota Ternate segera turun tangan dan menjawab tuntutan mereka, bukan dengan kata-kata, tapi dengan tindakan nyata.