Ternate, Jhazira— Setelah puluhan tahun tak dilaksanakan secara terbuka, Kesultanan Ternate kembali menghidupkan ritual adat sakral pemotongan rambut mahkota sultan, atau Woa-Stampa, bertepatan dengan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, Jumat (6/6/2025).
Jou Hukum Soasio, Gunawan Radjim, menjelaskan bahwa Woa-Stampa merupakan prosesi penting dalam tradisi Kesultanan sebagai tanda penyucian mahkota sultan. Ritual ini digelar setelah serangkaian ziarah dan ritual adat seperti Kololi Ngolo dan Kololi Kie, termasuk doa-doa di tempat keramat di Gunung Gamalama.
“Ini adalah prosesi adat sakral yang lama tak dilakukan. Di masa Sultan Mudaffar Sjah, ritual ini sempat digelar secara terbatas. Kini Sultan Hidayat melaksanakannya untuk pertama kali secara resmi,” ujar Gunawan.
Usai Salat Iduladha, prosesi dilanjutkan di dalam Kedaton secara tertutup. Pemotongan rambut mahkota dilakukan oleh para perempuan dari Soa Ngare, disaksikan langsung Sultan dan perangkat adat. Setelah itu, Sultan mengenakan kembali mahkota (Stampa) dan tampil di hadapan masyarakat khusus, Bala Kusus Se Kano-Kano.
Ritual ini menjadi penanda bahwa mahkota telah ‘dibersihkan’ secara adat dan siap dikenakan untuk momentum penting.
Gunawan menambahkan, prosesi ini merupakan bagian dari tradisi turun-temurun para Sultan Ternate yang sempat terputus di era modern. “Kami berharap ritual ini bisa dilanjutkan setiap tahun, khususnya di bulan Zulhijjah atau pada hari-hari Tasyrik,” tuturnya.