Jhazira– Dalam hitungan minggu pasca tragedi meledaknya kapal Bela 72 yang menewaskan calon gubernur Benny Laos, satu nama tiba-tiba muncul dan menyatukan kekuatan politik delapan partai: Sherly Tjoanda.
Tak banyak yang menyangka, perempuan asal Ambon yang selama ini dikenal sebagai istri Benny Laos sekaligus pegiat sosial di Morotai, akan melangkah ke panggung Pilkada 2024. Namun, dukungan publik dan desakan partai koalisi membulatkan tekadnya. Sherly menggandeng Sarbin Sehe, dan hasilnya: kemenangan telak dengan 359.416 suara sah.
Perempuan, Pemimpin, Penggerak
Sherly bukan orang baru di dunia kerja. Sebelum menjabat gubernur, ia adalah Direktur PT Bela Group dan Ketua Yayasan Bela Peduli. Di Morotai, ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, terutama lewat perannya sebagai Bunda PAUD dan Ketua Forikan.
Kiprah organisasinya mengakar kuat. Dari Perwosi Pusat hingga HKTI Maluku Utara, Sherly membangun jejaring dan visi pemberdayaan yang menjadi bekal saat ia maju ke panggung birokrasi.
Harta dan Amanah
Dari laporan LHKPN, total kekayaan Sherly mencapai Rp709 miliar. Angka yang fantastis ini mencerminkan keberhasilannya di sektor swasta, bukan semata hasil jabatan publik. Tanah dan bangunan menjadi aset terbesar, disusul surat berharga dan kendaraan mewah seperti Land Rover, Lexus, hingga Hummer.
Namun Sherly menyadari, yang lebih penting dari kekayaan adalah kepercayaan rakyat. Gaji gubernur sebesar Rp8,4 juta per bulan bukanlah ukuran keberhasilannya. Ia lebih fokus pada program-program kerakyatan, pembangunan infrastruktur terpadu, serta reformasi layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan.
Dari Duka ke Harapan
Tragedi Taliabu telah membuka babak baru bagi Sherly dan rakyat Maluku Utara. Kini, dari Sofifi, ia memimpin dengan penuh tanggung jawab. Kepemimpinannya bukan hanya tentang meneruskan jejak sang suami, tapi tentang membuktikan bahwa perempuan pun bisa menjadi pemimpin yang kuat, tegas, dan peduli.
Reporter: Anto
Editor: Arief