HALTIM, Jhazirah.com- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perdana Cipta Mandiri Halmahera Timur didorong untuk berinovasi dan memperluas lini bisnis guna mendongkrak kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah daerah menargetkan setoran PAD tahun depan mencapai Rp10 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Haltim, Ricky Chairul Richfat, selaku Dewan Pengawas BUMD, memberikan arahan langsung kepada direksi agar melakukan transformasi usaha secara serius, mengingat kondisi keuangan daerah tengah tertekan akibat pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat.
Menindaklanjuti hal itu, Direktur Utama BUMD Perdana Cipta Mandiri, Ir. Tartum, menyatakan pihaknya akan menempuh berbagai langkah strategis untuk memenuhi target tersebut.
“Kami ditargetkan mencapai Rp10 miliar tahun depan. Karena itu, strategi kami adalah memperluas usaha dan membangun kerja sama baru di sektor potensial,” ujarnya.
Selain kerja sama yang telah berjalan dengan PT Antam di Pulau Pakal, BUMD juga tengah menjajaki peluang bisnis baru dengan China Battery LCM (CBL) — investor industri baterai yang beroperasi di Haltim.
“Investasi CBL adalah peluang besar bagi daerah. BUMD harus hadir sebagai mitra lokal yang bisa mendukung rantai pasok industri strategis ini,” tegas Tartum.
Untuk memperkuat basis bisnis, BUMD berencana membentuk anak perusahaan baru di bawah naungan Perdana Cipta Mandiri. Langkah ini diharapkan dapat memperluas portofolio pendapatan dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat lokal.
“Dengan diversifikasi usaha, kami yakin PAD Haltim akan tumbuh signifikan. Target Rp10 miliar hanyalah langkah awal,” ujarnya optimistis.
Diketahui, BUMD Perdana Cipta Mandiri saat ini mencatat laba bersih sekitar Rp10 miliar per tahun dari kegiatan kontraktor tambang nikel PT Antam. Tahun lalu, perusahaan menyetor Rp4,6 miliar ke kas daerah dan menargetkan Rp6 miliar tahun ini, seiring peningkatan produksi nikel hingga lebih dari 2 juta metrik ton.
Langkah ekspansi BUMD ini diharapkan menjadi motor baru ekonomi Halmahera Timur, sekaligus memperkuat kemandirian fiskal daerah di tengah kebijakan efisiensi anggaran nasional.



















