SOFIFI, Jhazirah.com- Di tengah ambisi besar menjadikan Sofifi sebagai ibu kota provinsi yang modern, sebuah kabar tak sedap kembali menyeruak. Proyek pemeliharaan kawasan Sofifi yang dibiayai dari APBD Maluku Utara diduga sarat penyimpangan. Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Malut kini berdiri paling depan, menyerukan agar Aparat Penegak Hukum (APH) segera turun tangan.
Ketua DPD GPM Malut, Sartono Halek, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dengan nada tegas ia menyebut bahwa pihaknya telah mengumpulkan bukti awal kuat yang menunjukkan adanya indikasi mark-up dan penyelewengan anggaran dalam proyek tersebut.
“Hasil pekerjaan di lapangan sangat tidak sebanding dengan nilai anggarannya. Ada dugaan kuat uang negara tidak digunakan sebagaimana mestinya,” ungkap Sartono dengan nada geram.
Menurut GPM, kejanggalan itu terlihat dari kualitas pekerjaan fisik yang rendah serta tidak adanya transparansi informasi proyek di ruang publik. Bahkan, papan proyek yang biasanya menjadi alat kontrol masyarakat disebut tidak ditemukan di beberapa titik kegiatan.
“Publik seperti dibutakan. Tidak ada kejelasan berapa nilai proyek, siapa pelaksananya, dan sejauh mana progresnya,” tambah Sartono.
Lebih jauh, GPM menilai bahwa lemahnya pengawasan dari dinas teknis dan minimnya keterbukaan informasi publik menjadi ruang subur bagi praktik korupsi. Karena itu, mereka menuntut agar APH segera memeriksa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta Kepala Dinas PUPR Malut untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan anggaran.
“Kami tidak akan berhenti sampai kasus ini terang. Jika ditemukan bukti korupsi, pelaku harus diproses hukum tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Hingga kini, pihak dinas terkait belum memberikan klarifikasi resmi. Namun desakan publik semakin kuat agar proyek yang menyangkut kepentingan warga Sofifi itu diaudit secara transparan.
Bagi Sartono, perjuangan ini bukan sekadar soal angka dan laporan keuangan — melainkan tentang keadilan bagi rakyat Maluku Utara yang berhak menikmati hasil pembangunan tanpa harus dikhianati oleh tangan-tangan kotor.
